tugas resensi ku :)
Cinta yang Sesungguhnya
Judul : Laila Majnun
Judul Asli : Layla and Majnun
Pengarang : Nizami
Jenis Buku : Buku fiksi
Penerbit : OASE Mata Air Makna
Kota Terbit : Bandung
Tebal : 255 halaman
Novel ini adalah karangan Nizami (Syaikh Sufi Mawlana Hakim Nizami qs). Syaikh Hakim
Nizhami qs merupakan penulis sufi terkemuka di abad pertengahan karena dua roman cinta yang menyayat hati, yaitu Laila & Majnun serta Khusrau & Syirin. Syaikh Nizhami qs adalah seorang
Syaikh Sufi, dan yang dimaksud “kekasih” dalam berbagai kisahnya sesungguhnya adalah perwujudan Allah swt. Syaikh Nizhami hidup dari tahun 1155 M – 1223 M. Beliau lahir dikota Ganje di Azerbaijan. Ia telah menempuh jalan sufi semenjak masa mudanya.
Nizhami qs merupakan penulis sufi terkemuka di abad pertengahan karena dua roman cinta yang menyayat hati, yaitu Laila & Majnun serta Khusrau & Syirin. Syaikh Nizhami qs adalah seorang
Syaikh Sufi, dan yang dimaksud “kekasih” dalam berbagai kisahnya sesungguhnya adalah perwujudan Allah swt. Syaikh Nizhami hidup dari tahun 1155 M – 1223 M. Beliau lahir dikota Ganje di Azerbaijan. Ia telah menempuh jalan sufi semenjak masa mudanya.
Kisah sedih Laila & Majnun , dimana Majnun yang berarti “Tergila-gila akan Cinta”. Karena cintanya yang tak sampai pada Laila, akhirnya membuatnya gila. Kisah cinta ini dibaca selama berabad-abad, ratusan tahun jauh sebelum Romeo & Julietnya Wiliam Shakespeare sehingga Kisah Laila & Majnun terkenal sebagai kisah cintanya Persia .Awalnya dia diberikan tugas untuk menulis Laila Majnun pada tahun 1188 Masehi oleh penguasa Kaukasia, Shirvanshah. Awalnya Nizami membenci tugas ini karena tidak ada pokok-pokok dari puisi-puisi klasik Persia. Karena desakan anaknya, Nizami mengalah. Kurang dari empat bulan kemudian, Laila Majnun karya Nizami yang terdiri dari sekitar 8000 baris syair selesai. Novel ini merupakan sebuah karya sastra Islam yang menggunakan gaya bahasa kiasan.
Novel ini mengisahkan tentang seorang manusia yang bernama Qais yang sangat mencintai kekasihnya, Laila. Qais adalah seorang anak Sayid dari kabilah Bani Amir yang tampan dan cerdas sedangkan Laila adalah seorang wanita dari kabilah lain yang sangat terkenal kencantikannya. Mereka saling mencintai. Kecintaan Qais membuatnya sering melantunkan syair-syair cinta untuk memuji kecantikan dan kebaikan Laila. Hal ini membuat tercorengnya kehormatan Laila dan kabilahnya. Laila dan Qais pun dilarang bertemu. Perpisahan ini membuat Qais pergi berkelana sendirian tanpa arah sambil melantunkan syair-syair cintanya kepada Laila. Penderitaannya terus berlanjut. Sehingga dia menjadi gila dan tidak lagi dipanggil Qais, melainkan Majnun. Banyak orang yang mengikuti Majnun untuk mendengarkan syair-syair yang dilantunkannya.
Naufal seorang pemuda pandai berperang bersimpati kepada Majnun. Dia bermaksud memerangi kabilah Laila untuk menolong Majnun. Tetapi, usahanya sia-sia. Majnun semakin gila. Majnun semakin lupa siapa dirinya dan siapa yan disekellialingnya. Ayah, Ibu, teman-temannya dan beberapa orang yang datang menemuinya berusaha mengembalikan ingatan Majnun. Namun, semua itu sia-sia. Di gurun pasir Majnun berteman dengan binatang-binatang liar. Majnun yang disana tanpa selembar kain menutupi tubuhnya menjadi tuan bagi binatang-binatang itu.
Sampai suatu ketika Majnun mendengar kabar pernikahan Laila. Walaupun Laila sudah menikah, dia tetap setia kepada Majnun. Laila tidak pernah mengizinkan suaminya menyentuhnya. Kabar itu telah menyajukkan hati Majnun yang sakit.
Tak lama kemudian Majnun mendengar kabar bahwa Ayah dan ibunya yang sempat bertemu dengannya meninggal. Majnun sedih akan hal itu tetapi tidak membuatnya ingat pada dirinya. Ketika Majnun mendengar kabar bahwa kekasihnya Laila meninggal karena sakit, Majnun berlari sangat kencang ke pusara Laila. Dia meluapkan kesedihannya. Setelah itu Majnun dan binatang-binatang yang selalu mengikutinya kembali ke tengah gurun. Sesekali Majnun menziarahi makam Laila. Di makam Laila Majnun menutup matanya dan berbaring di atasnya sambil mendekap kan tubuhnya kepada tanah makam itu hingga Manjun menghembuskan nafas terakhirnya. Hanya dalam kematian, Laila dan Majnun diizinkan untuk bersanding. Sebuah nisan dibuat dan diatasnya ditatah kata-kata berikut :
Sepasang kekasih terbaring dalam kesunyian
Disandingkan di dalam rahim gelap kematian
Sejati dalam cinta, setia dalam penantian,
Satu hati, satu jiwa di dalam surge keabadian.
Sebagai akhir cerita, ada seorang sufi yang bermimpi melihat Majnun berada disamping Tuhan. Kemudian Tuhan berkata kepada Majnun,”Tidakkah engkau malu memanggil Aku Laila setelah kau teguk anggur cinta-Ku?”. Lalu sufi itu terbangun. Dian binggung dimana Laila berada. Lalu Tuhan mengilhamkan kepadanya bahwa Laila kedudukannya lebih tinggi daripada Majnun karena Laila menyembunyikan kisah cintanya dalam hati. Kaum sufi menganggap Majnun dan Laila adalah kisah kecintaan seorang pencinta dengan Tuhannya, Kekasihnya. Majnun adalah pencinta dan Laila adalah Tuhan yang kencintaannya tersembunyi.
Pada awalnya novel ini membosankan untuk dibaca karena ceritanya terdiri dari banyak syair-syair sehingga sulit untuk dipahami. Tetapi, semakin dibaca ceritanya menarik sekali. Syair-syairnya bisa membawa pembaca merasakan apa yang dirasakan oleh Majnun. Novel ini merupakan contoh seseorang yang sungguh-sungguh mencintai Tuhannya yang sayang untuk dilewatkan.
0 komentar:
Posting Komentar